Kamis, 04 Desember 2014

intelegensi




            Pengertian Intelegensi
Menurut English & English dalam bukunya "A Comprehensive Dictionary of Psichological and Psychoalitical Terms"  istilah intellect berarti :
(1) Kekuataan mental dimana manusia dapat berpikir ;
(2) Suatu rumpun nama untuk proses kognitif, terutama untuk aktivitas yang berkenaan
      dengan berpikir ( misalnya menghubungkan, menimbang, dan memahami); dan
(3) Kecakapan, terutama kecakapan yang tinggi untuk berpikir; (bandingkan dengan
      intelligence. Intelligence = intellect).
c.    H. H. Goddard (1946)
Mendefinisikan inteligensi sebagai tingkat kemampuan pengalaman seseorang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang akan datang.
d.    V.A.C. Henmon
Mengatakan bahwa inteligensi terdiri atas dua faktor, yaitu kemampuan untuk memperoleh pengetahuan dan pengetahuan yang telah diperoleh.
e.    Baldwin(1901)
Mendefinisikan inteligensi sebagai daya atau kemampuan untuk memahami.
f.    Edward Lee Thorndike (1913)
Mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan dalam memberikan respon yang baik dari pandangan kebenaran atau fakta.

1. Konsep Multiple Intelegenci
Konsep Multiple Intelegensi (MI), menurut Gardner (1983) dalam bukunya Frame of Mind: The Theory of Multiple intelegences, ada delapan jenis kecerdasan yang dimiliki setiap individu yaitu linguistik, matematis-logis, spasial, kinestetik-jasmani, musikal, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Melalui delapan jenis kecerdasan ini, setiap individu mengakses informasi yang akan masuk ke dalam dirinya. Karena itu Amstrong (2002) menyebutkan, kecerdasan tersebut merupakan modalitas untuk melejitkan kemampuan setiap siswa dan menjadikan mereka sebagai sang juara, karena pada dasarnya setiap anak cerdas. Sebelum menerapkan MI sebagai suatu strategi dalam pengembangan potensi seseorang, perlu kita kenali atau pahami ciri-ciri yang dimiliki seseorang.
1. Kecerdasan Linguistik, umumnya memiliki ciri antara lain (a) suka menulis kreatif, (b) suka mengarang kisah khayal atau menceritakan lelucon, (c) sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil, (d) membaca di waktu senggang, (e) mengeja kata dengan tepat dan mudah, (f) suka mengisi teka-teki silang, (f) menikmati dengan cara mendengarkan, (g) unggul dalam mata pelajaran bahasa (membaca, menulis dan berkomunikasi).
2. Kecerdasan Matematika-Logis, cirinya antara lain: (a) menghitung problem aritmatika dengan cepat di luar kepala, (b) suka mengajukan pertanyaan yang sifatnya analisis, misalnya mengapa hujan turun?, (c) ahli dalam permainan catur, halma dsb, (d) mampu menjelaskan masalah secara logis, (d) suka merancang eksperimen untuk membuktikan sesuatu, (e) menghabiskan waktu dengan permainan logika seperti teka-teki, berprestasi dalam Matematika dan IPA.
3. Kecerdasan Spasial dicirikan antara lain: (a) memberikan gambaran visual yang jelas ketika menjelaskan sesuatu, (b) mudah membaca peta atau diagram, (c) menggambar sosok orang atau benda persis aslinya, (d) senang melihat film, slide, foto, atau karya seni lainnya, (e) sangat menikmati kegiatan visual, seperti teka-teki atau sejenisnya, (f) suka melamun dan berfantasi, (g) mencoret-coret di atas kertas atau buku tugas sekolah, (h) lebih memahamai informasi lewat gambar daripada kata-kata atau uraian, (i) menonjol dalam mata pelajaran seni.
4. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani, memiliki ciri: (a) banyak bergerak ketika duduk atau mendengarkan sesuatu, (b) aktif dalam kegiatan fisik seperti berenang, bersepeda, hiking atau skateboard, (c) perlu menyentuh sesuatu yang sedang dipelajarinya, (d) menikmati kegiatan melompat, lari, gulat atau kegiatan fisik lainnya, (e) memperlihatkan keterampilan dalam bidang kerajinan tangan seperti mengukir, menjahit, memahat, (f) pandai menirukan gerakan, kebiasaan atau prilaku orang lain, (g) bereaksi secara fisik terhadap jawaban masalah yang dihadapinya, (h) suka membongkar berbagai benda kemudian menyusunnya lagi, (i) berprestasi dalam mata pelajaran olahraga dan yang bersifat kompetitif.
5. Kecerdasan Musikal memiliki ciri antara lain: (a) suka memainkan alat musik di rumah atau di sekolah, (b) mudah mengingat melodi suatu lagu, (c) lebih bisa belajar dengan iringan musik, (d) bernyanyi atau bersenandung untuk diri sendiri atau orang lain, (e) mudah mengikuti irama musik, (f) mempunyai suara bagus untuk bernyanyi, (g) berprestasi bagus dalam mata pelajaran musik.
6. Kecerdasan Interpersonal memiliki ciri antara lain: (a) mempunyai banyak teman, (b) suka bersosialisasi di sekolah atau di lingkungan tempat tinggalnya, (c) banyak terlibat dalam kegiatan kelompok di luar jam sekolah, (d) berperan sebagai penengah ketika terjadi konflik antartemannya, (e) berempati besar terhadap perasaan atau penderitaan orang lain, (f) sangat menikmati pekerjaan mengajari orang lain, (g) berbakat menjadi pemimpin dan berperestasi dalam mata pelajaran ilmu sosial.
7. Kecerdasan Intrapersonal memiliki ciri antara lain: (a) memperlihatkan sikap independen dan kemauan kuat, (b) bekerja atau belajar dengan baik seorang diri, (c) memiliki rasa percaya diri yang tinggi, (d) banyak belajar dari kesalahan masa lalu, (e) berpikir fokus dan terarah pada pencapaian tujuan, (f) banyak terlibat dalam hobi atau proyek yang dikerjakan sendiri.
8. Kecerdasan Naturalis, memiliki ciri antara lain: (a) suka dan akrab pada berbagai hewan peliharaan, (b) sangat menikmati berjalan-jalan di alam terbuka, (c) suka berkebun atau dekat dengan taman dan memelihara binatang, (d) menghabiskan waktu di dekat akuarium atau sistem kehidupan alam, (e) suka membawa pulang serangga, daun bunga atau benda alam lainnya, (f) berprestasi dalam mata pelajaran IPA, Biologi, dan lingkungan hidup.
Keunikan yang dikemukakan Gardner adalah, setiap kecerdasan dalam upaya mengelola informasi bekerja secara spasial dalam sistem otak manusia. Tetapi pada saat mengeluarkannya, ke delapan jenis kecerdasan itu bekerjasama untuk menghasilkan informasi sesuai yang dibutuhkan.

Menurut kamus Webster New World Dictionary of the American Language, istilah intellect berarti:

1) kecakapan untuk berpikir, mengamati atau mengerti; kecakapan untuk mengamati
    hubungan-hubungan, dan sebagainya. Dengan demikian kecakapan berbeda dari  
    kemauan dan perasaan,
2) Kecakapan mental yang besar,sangat intellegence, dan
3) Pikiran atau inteligensi.

Istilah intelegensi menurut para ahli dapat disimpulkan oleh Wechler (1958) merumuskaan intelligensi sebagai "keseluruhan ke-mampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta kemampuan mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif". Intelegensi bukanlah suatu yang bersifat kebendaan, melainkan suatu fiksi ilmiah untuk mendiskripsikan perilaku individu yang berkaitan dengan kemampuan intelektual. Dalam mengartikan intelegensi (kecerdasan) ini, para ahli mempunyai pengertian yang beragam.

Deskripsi perkembangan fungsi- fungsi kognitif secara kuantitatif dapat dikembangkan berdasarkan hasil laporan berbagai studi pengukuran dengan menggunakan tes inteligensi sebagai alat ukurnya, yang dilakukan secara longitudinal terhadap sekelompok subjek dari dan sampai ketingkatan usia tertentu secara test-retest yang alat ukurnya disusun secara sekuensial (Standfort revision benet test).


Dengan menggunakan hasil pengukuran test inteligensi yang mencakup general (Infomation and Verbal Analogies, Jones and Conrad (Loree, 1970 : 78) telah mengembangkan sebuah kurva perkembangan Inteligensi, yang dapat di tafsirkan anatara lain sebagai berikut :

1). Laju perkembangan Inteligensi pada masa remaja-remaja berlangsung sangat pesat,
2). Terdapat variasi dalam saatnya dan laju kecepatan deklinasi menurut jenis-jenis    
     kecakapan khusus tertentu (Juntika N, 137-138).

B.     Karakteristik Perkembangan Intelegensi Remaja

Intelegensi pada remaja tidak mudah diukur karena tidak mudah terlihat perubahan kecepatan perkembangan kemampuan tersebut. Pada umumnya tiga sampai empat tahun pertama menunjukkan perkembangan kemampuan yang hebat, selanjutnya akan terjadi perkembangan yang teratur. Pada masa remaja kemampuan untuk mengatasi masalah yang majemuk bertambah. Pada masa awal remaja, kira-kira pada usia 12 tahun, anak berada pada masa yang disebut " Masa oerasi formal" (berfikir abstrak). Pada masa ini remaja telah berfikir dengan mempertimbangkan hal yang mungkin; disamping hal yang nyata (riil) (Gliedmen, 1986 : 475-475)

Pada usia remaja ini anak sudah dapat berfikir abstrak dan hitotek. Dalam berfikir operasional formal, setidak-tidaknya mempunyai dua sifat yang penting, yaitu:
1. Sifat Deduktif Hipotesis
Dalam menyelesaikan suatu masalah, seorang remaja akan mengawalinya dengan pemikiran teoritik. Yang menganalisis masalah dan mengajukan cara- cara penyelesaian hipotesis yang mungkin. Pada dasarnya pengajuan hipotesis itu menggunakan cara berfikir induktif disamping deduktif. Oleh sebab itu dari sifat analisis yang ia lakukan, ia dapat membuat strategi penyelesaian. Analisis teoritik ini dapat dilakukan secara verbal. Anak lalu mengajukan pendapat-pendapat atau prediksi tertentu, yang juga disebut proporsi-proporsi. Kemudian mencari hubungan antra proporsi Yang berbeda- beda tadi. Berhubungan itu maka berpikir operasional juga disebut proposisional.

2. Berpikir Operasional juga Berpikir Kombinatoris
    Sifat ini merupakan kelengkapan sifat yang pertama dan berhubungan dengan cara   
    melakukan analis. Misalnya anak diberi lima buah gelas berisi cairan tertentu.
    Suatu kombinasi ini membuat cairan tadi berubah warna.Anak diminta untuk
    mencari kombinasi ini.

    Anak yang berpikir operasional formal lebih dulu secara teoritik membuat
    matriknya mengenai segala macam kombinasi yang mungkin, kemudian secara
    sistematik mencoba mengisi setiap sel matriks tersebut secara empirik. Bila ia
    mencapai penyelesaian yang betul, maka ia juga akan segera dapat
    mereproduksinya.

     Seorang remaja dengan kemampuan berpikir normal tetapi hidup dalam    
     lingkungan atau kebudayaan yang tidak merangsang cara berpikir, misalnya tidak
     adanya kesempatan untuk menambah pengetahuan, pergi ke sekolah tetapi tidak
     adanya pasilitas yang dibutuhka, maka remaja itu sampai dewasa pun tidak akan  
     sampai pada taraf berpikir abstrak.

Adapun contoh lain dari perkembangan intelegensi remaja adalah:
1.      Timbul kesadaran berfikir
2.      Mulai adanya pemikiran tentang masa depan
3.      Mampu memahami norma dan nilai
4.      Bersifat kritis
5.      Mampu menggunakan teori-teori
6.      Mampu mengasimilasikan kata-kata
7.      Dapat membedakan mana yang penting
8.      Mampu mengambil manfaat dari pengalaman
9.      Makin berkembangnya rasa toleransi
10.  Mulai mampu berfikir tentang masalah yang tidak konkrit
11.  Mulai memiliki pertimbangan-pertimbangan yang rasional



C.       Hubungan antara Inteligensi dan Tingkah Laku (Hasil Belajar)
Kemampuan berfikir abstrak menunjukkan perhatian seseorang terhadap kejadian dan peristiwa yang tidak kongkrit, misalnya; pilihan pekerjaan, corak hidup bermasyarakat, pilihan pasangan hidup yang sebenarnya masih jauh didepannya. Bagi remaja, corak perilaku pribadinya dihari depan, dan corak tingkah lakunya sekarang akan berbeda. Kemampuan abstrak akan berperan dalam perkembanangan kepribadiannya.

Kemampuan abstraksi mempermasalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan keadaan bagaimana yang semestinya menurut alam pikirannya. Situasi ini (yang diakibatkan kemampuan abstraksi) akibatnya dapat menimbulkan perasaan tidak puas dan putus asa.
Disamping itu organ sentris masih terlihat dalam pikirannya,seperti :

1. Cita-cita dan idialisme yang baik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri tanpa  
        memikirkan akibat lebih jauh, dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang   
        mungkin menyebabkan tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan..

     2. Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum disertai pendapat orang lain dalam
         penilaiannya. Masih sulit membedakan pokok perhatian orang lain daripada tujuan
         perhatian diri sendiri. Pandangan dan penilaian diri sendiri dianggap sama dengan
         pandangan orang lain mengenai dirinya.
    
     Melalui banyak pengalaman dan penghayatan kenyataan serta dalam menghadapi   
     pendapat orang lain, maka egosentrisme berkurang. Pada akhirnya pengaruh egosentrisitas
     pada remaja sudah sedemikian kecilnya, sehingga berarti remaja sudah dapat berfikir
     abstrak dengan mengikut sertakan pandangan dan pendapat orang lain.








D.     Usaha Orang Tua Dan Guru Membantu Perkembangan Intelegensi Remaja
            Ada pun yang dapat dilakukan antara lain:
a)      Dalam proses belajar mengajar hendaknya orang tua dan guru lebih mengutamakan proses dari pada hasilnya.
Misalnya dalam memberikan pertanyaan kepada peserta didik tidak mengutamakan betul atau salah jawabannya semata, tetapi yang lebih penting dihargai adalah keberaniannya mengemukakan pendapatnya itu.
b)      Menggunakan metode pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir
c)      Guru membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang bersifat abstrak.
d)     Menyediakan fasilitas yang memadai untuk menumbuhkembangkan taraf kecerdasan anak.
e)      Memberikan tugas sekolah dengan berbagai macam metode yang dapat merangsang dan mengembangkan daya pikir.
                                                                                         







Tidak ada komentar:

Posting Komentar